Kamis, 02 Agustus 2012

Anas dan semut hitam

Sore menjelang berbuka puasa, aku selalu duduk -duduk bersama keluarga menantikan azan magrib diserambi rumah kediamanku.Kuputar HP nokia X3  kesayanganku dengan menyetel radio senora yang menayangkan tanya jawab masalah puasa. Udara pada puasa kali ini sangat dingin ( orang jawa bilang mbediding )sehingga rasa lapar dan dahaga tidak terlalu menggigit. 

Begitu mendengar azan aku dan seluruh keluargaku kontan bergegas menghadap meja makan yang telah ditebari limpahan rejeki oleh Allah berupa makanan dan minuman yang menggiurkan hati. Ada sayur sawi hijau,sambal goreng tempe,bakwan,tongkol bumbu merah tak lupa kolak dan semangka ikut hadir menghiasi meja makanku. hem......belum makan saja sudah penuh.

Setelah prosesi buka puasa dan sholat magrib selesai, keluargaku bergegas  menuju surau kami ditengah perkampungan. Disetiap persiapan tak lupa aku berwudlu dulu supaya begitu sampai di surau kami langsung dapat menunaikan sholat dengan khusuk.

Aku, anakku Aning dan bude Nanik mengambil syaf paling depan dengan harapan aku dapat mendengar khotbah  dari ustad yang mengisi acara dan dapat aku dengar dengan baik. Ku lirik muridku yamg sudah alumni dari paud sekarsari berada disebelahku.dan akupun menyalaminya. 

Sholat isyak dimulai, semua berdiri mengikuti apa yang diperintahkan oleh imam sedangkan Anas tetap duduk  manis mengikuti perintah ibunya bahwa selama semua orang melakukan sholat ia tidak boleh ramai. Anaspun mengikutinya dengan sabar dan ikhlas. Tapi apa yang terjadi........ . Anas mencari kesibukannya sendiri. ia beringsut ke depan tepat dibawah jendela kayu yang rupanya kayu tersebut sudah mulai rapuh. Dengan hati-hati Anaspun memasukkan ujung jarinya kedalam lubang kayu yang keropos. Tiba-tiba  Anas berteriak aduh sakit.......semua yang tengah khusuk sholat menoleh melihat Anas. Tangan Anas didigigit raja semut hitam sampai merah. Sesaat kemudian suasana tenang kembali karena mereka harus meneruskan sholat tarawih.

Anaspun hanya duduk terpaku sambil melihat raja semut dan bala kurawanya bubar (mubal dari sarangnya) lari kesana kemari mengitari rumah singgasana semut. Raja semut selalu melirik anas dan sekali-kali menggerutu mengapa singgasanaku diobrak-abrik.
Raja semut berkata : Wahai Anas sekali lagi engkau memasukkan jarimu kerumahku engkau akan kugigit lagi.....! 
Anaspun menggerutu : semut hitam ini nakal kenapa engkau menggigitku!
Rupanya Anas kesal dan memang karena tidak ada pekerjaan selama menunggu ibunya sholat,Anaspun mulai lagi memburu bala kurawa semut hitam.
Huh...rasain engkau telah menyakitiku,guman Anas sambil menipuk-nipuk anak buah semut hitam.

Begitu selesai salam aku berbisik kepada anas: Anas kan anak yang pandai ,jadi jangan mengganggu keluarga semut hitam ya. Nanti mereka marah ! Anas ingat ngak kalau bu guru pernah bercerita tentang nabi Sulaiman . Nabi Sulaiman bisa berbicara dengan binatang apa saja. jadi kita semua juga harus sayang binatang tanpa kita tidak saling menyakiti..... Ok. kataku. 
Anaspun mengangguk tanda setuju, dan ia hanya beringsut sana -beringsut sini menghindari kejaran bala kurawa semut hitam  sampai ibunya mengucapkan salam.

Sementara Anas termangu , terdengar suara merdu Dina melafaskan bacaan Iqro jilid enam dengan keras sebelum sholat taraweh selesai.Dina terus dan terus membaca tanpa menyadari bahwa sholat masih berlangsung. Begitu salam sholat witir selesai aku menoleh kepada Dina  sambil kuacungkan jempolku . Dina tersenyum bangga dan diapun tersenyum malu memandangku.

Mungkin bagi orang lain kejadian Anas dan Dina merupakan hal yang biasa tetapi bagi aku selaku pendidik paud,  Anas dan Dina merupakan hasil pembelajaran dan pembiasaan yang dilakukan selama ia menjadi murid di paud sekarsari. Dina yang dulunya tertatih -tatih belajar Iqro jilid I setahun kemudian ia sudah mampu melafaskan bacaan-bacaan Alquran dengan baik dan lancar,sedangkan Anas yang dulunya belum mengerti akan arti saling meyayangi sesama makhluk Allah  kini ia dapat dengan mudah memahami dan mengerti  apabila diberi penjelasan yang masuk akal.

Jadi, ternyata benar apa kata para ahli pendidikan , Pembiasaan dan pembelajaran yang terus menerus pada usia dini dapat membentuk sifat atau karakter sampai kelak ia dewasa.Berbeda seperti kita yang sudah dewasa atau lansia , diberitahu,diingatkan sampai beberapa kalipun tetap diulangi lagi dan lagi . Alasannya Klasik................Lupa.
Salam dari kami buat alumniku......belajarlah tiada putus kelak engkau jadi penerus generasi bangsa Indonesia yang tanggung dan jujur.Amin.












Tidak ada komentar:

Posting Komentar